iLovePalestine.com

07 July 2014

Nikmat yang tiada henti

Salam

Ingin sekali memetik ungkapan dari buku "Siapa ALLAH di hatimu?" nukilan Ibnu Rijal, analogi yang mampu membuka mata para pembaca, membajai hati pembaca hingga berbunga-bunga.


Nikmat daripada-NYA ibarat air yang mengalir, tidak pernah berhenti walaupun sesaat. Ia juga tidak pernah berpatah kembali, sekali ia mengalir, ia akan terus pergi ke lain destinasi. Kerana itu..

Kerana itu setiap kali ALLAH swt menggambarkan keindahan syurga-syurga-NYA di dalam al-Quran, DIA pasti meletakkan kalimah sungai sebagai perlambangan nikmat yang sentiasa mengalir, tiada henti-henti dan terus mengalir sehingga infiniti. Tidak terhitung banyaknya, tidak berhenti selamanya. 

Andai demikian besar kurnia daripada-NYA, lalu bagaimana dengan hatimu setelah membacanya? Siapa DIA di hatimu?

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal soleh bagi mereka syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar."(Al-Buruj, 11)

"Maha suci (ALLAH) yang jika Dia menghendaki, nescaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik dari yang demikian, (iaitu) syurga-syurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikan-Nya (pula) untukmu istana-istana.."(Al-Furqan, 10).

13 June 2014

manfaatkan rezeki di jalan Allah

Salam,

Imam Ghazali yang merupakan salah seorang pemuka Sufism telah mensimbolikkan bahawa rezeki yang kita terima adalah seperti sebuah kereta kuda yang dikurniakan oleh seorang Raja. Kita mempunyai 3 pilihan perbuatan yang berkaitan dengan kurniaan itu yang akan memberikan natijah tertentu kepada diri kita.


Pertamanya ialah setelah menerima kereta kuda berkenaan maka kita tidak berbuat apa-apa. Kita tidak menggunakannya untuk bergerak ke mana-mana. Maka kita berada di tempat yang sama walau pun telah menerima kereta kuda yang mahal harganya itu. 

 Keduanya kita boleh menggunakan kereta kuda itu untuk melarikan diri menjauhi istana Raja. Maka selepas hari itu kita tidak akan men'dengar' cerita tentang Raja dan kehidupannya lagi. '

Ketiga, kita menggunakan kereta kuda itu untuk sering merapati istana dan selalu bertemu dengan Raja dan pegawai istana. Pihak istana dan Raja menjadi lebih rapat dengan diri kita serta sering dan terus menganugerahkan "persalinan" dan hadiah-hadiah berharga untuk kita. 

 Begitulah analoginya dengan kehidupan harian kita, jika kita menerima sesuatu rezeki kita bertanya kepada diri kita apa yang kita buat dengan rezeki itu. Adakah kita menfaatkan rezeki itu secara maksima untuk digunakan di jalan Allah? Jika kita menggunakan rezeki itu untuk lebih mendekatkan diri dengan Allah maka Allah Maha Tahu dan Dia akan lebih dekat dengan diri kita sehingga kurniaan dan rezeki akan melimpah ruah. Perbuatan kita menghampiri Allah ketika menerima rezeki dinamakan perbuatan "bersyukur" manakalah kita menjadi "kufur" nikmat apabila menjauhi diri dariNya dan juga akan jauh dari segala rahmatnya. Namun perlu diingat perbuatan bersyukur bukan sekadar suatu pernyataan sebutan tetapi dengan penghayatan dan amalan.

http://you-ezine.presspublisher.us/issue/julai-2012/article/bagaimana-melihat-pelangi-di-atas-kepala-sendiri

30 May 2014

tarbiyyah imaniyahh untuk anak-anak


Salah satu aspek yang sering kita lupakan dalam mendidik anak-anak adalah tarbiyah ruhiyah. Jangankan untuk anak, untuk diri sendiri pun kita sering lupa dengan tarbiyah bentuk ini. Padahal, seperti halnya akal dan pikiran perlu mendapat pendidikan, ruh kitapun wajib mendapatkan haknya.

Untuk mendidik akal dan meningkatkan kapasitas intelektual orang tua menyekolahkan anak ke sekolah-sekolah favorit. Tetapi dalam masalah pendidikan keimanan seringkali enggan memberi porsi yang cukup. Bahkan tidak perduli walaupun sekolah tersebut tidak memberikan pendidikan Islam yang memadai.

Iman merupakan hal asasi dalam kehidupan seorang muslim, sedang tarbiyah merupakan kebutuhan pokok setiap insan. Tarbiyah imaniyah adalah tarbiyah yang ditujukan untuk meningkatkan iman, ma'nawiyah (mentalitas), akhlaq (moralitas), dan ayakhsyiyah (kepribadian) daripada mutarobiyyin (anak didik).

Iman kepada Allah dan hari akhir wajib mendapat pupuk yang menyegarkan, disiram dengan air agar terus menerus tumbuh di lahannya secara bertahap dan tawazun (seimbang) menuju kesempurnaan. Iman tumbuh subur karena didasari hubungan yang intens dengan Allah dalam berbagai bentuknya. Cobalah simak hasil tarbiyah pada seorang anak di masa Salaf dahulu.

Abdullah bin Dinar berkisah tentang perjalanannya bersama Khalifah Umar bin Khattab. Beliau mengatakan, "Saya bersama Umar bin Khattab r.a. pergi ke Makkah dan beristirahat di suatu tempat. Lalu terlihatlah anak gembala dengan membawa banyak gembalaannya turun dari gunung dan berjumpa dengan kami. Umar bin Khattab berkata, "Hai penggembala, juallah seekor kambingmu itu kepadaku!"

Anak kecil penggembala itu menjawab, "Aku bukan pemilik kambing ini, aku hanya seorang budaknya." Umar menguji anak itu, "Katakanlah kepada tuanmu bahwa salah seekor kambingnya dimakan srigala."
Anak itu termenung lalu menatap wajah Umar, dan berkata, "Maka di manakah Allah?"

Mendengar kata-kata yang terlontar dari anak kecil ini, menangislah Umar. Kemudian beliau mengajak budak itu kepada tuannya kemudian memerdekakannya. Beliau berkata pada anak itu, "Kalimat yang telah engkau ucapkan tadi telah membebeaskanmu di dunia ini, aku harap kalimat-kalimat tersebut juga akan membebaskanmu kelak di akhirat."

Kejadian di atas menunjukkan salah satu pengaruh dari pengenalan terhadap Allah. Kejadian serupa itu sudah sangat jarang terjadi saat ini. Sekarang ini, di masyarakat kita kejujuran dan kebenaran seolah sudah tak ada harganya. Coba bandingkan dengan sikap Umar yang menghargai anak tersebut dengan membebaskannya dari perbudakan.

Mungkin timbul pertanyaan: bagaimanakah seorang anak kecil di masa itu bisa menjadi begitu yakin dengan pengawasan Allah (muroqobatullah) yang berlaku pada setiap manusia?

Keyakinan lahir dari suatu pendidikan dan latihan yang benar. Di mana kekhalifahan Umar, masyarakat Islam sudah terbentuk dan masyarakat ini menghasilkan bi'ah (lingkungan) yang baik bagi anak tersebut, kendati ia berada di gurun. Pengaruh sistem pendidikan Islam telah merembes ke berbagai tempat sehingga setiap orang benar-benar meyakini dan menghayati syariat Allah.

Tarbiyah imaniyah untuk anak-anak merupakan satu pendidikan yang meliputi hal-hal berikut:
1. Upaya melaksanakan dan menghayati nilai-nilai ibadah kepada Allah dalam arti yang seluas-luasnya sesuai dengan bimbingan Rasulullah SAW. 
2. Pembiasaan dalam mengingat Allah (dzikrullah) dengan membaca ayat-ayat Al Qur'an atau dengan menyebut-nyebut nama Allah dengan cara yang tepat di saat-saat tertentu. 
3. Membiasakan merasakan adanya bimbingan Allah dalam melaksanakan kebaikan dan pengawasan Allah dalam setiap aspek kehidupan. Yaitu dengan menghubungkan kejadian-kejadian sehari-hari yang dialaminya dengan kekuasaan Allah. 
4. Membiasakan menggantungkan diri kepada Allah misalnya dengan berdo'a dalam berbagai situasi dan kondisi. 
5. Meningkatkan akhlak (perilaku) yang baik dengan mencontohkan tindakan-tindakan baik dan memperbaiki perilakunya pada saat anak melakukan keburukan. 
6. Memberikan motivasi dan rangsangan dengan memuji atau memberi hadiah ketika anak berbuat baik, memberi manfaat kepada orang lain, atau menyenangkan orang lain kendati orang tersebut tidak menyadarinya. 
7. Membimbing hal-hal lain untuk yang berhubungan dengan pendekatan diri kepada Allah.

Metoda Tarbiyah

Pembekalan keimanan bagi anak-anak berorientasi pada penyiapan pemahaman dan pembiasaan berbagai hal yang kelak dapat menolong anak untuk melakukan sendiri berbagai kegiatan yang dapat memelihara ruhiyahnya.

Anak-anak sebenarnya lebih mudah menerima hal-hal yang bersifat teoritis kendati bersumber dari alam ghaib (tidak nampak). Karena secara fitrah mereka mudah mempercayai orang tua, guru, atau kawan dekatnya. Anak-anak senantiasa jujur dan tidak mau didustai seperti pada kisah Umar bin Khattab di atas. Ini menunjukkan bahwa kejujuran mereka amat mudah mendekatkan mereka kepada Allah.

Tarbiyah imaniyah untuk anak-anak mungkin diberikan dengan jalan:

1. Dengan Contoh dan Keteladanan
Anak-anak adalah makhluk yang paling senang meniru. Orang tuanya merupakan figur dan idolanya. Bila mereka melihat kebiasaan baik dari ayah ibunya, maka mereka pun akan dengan cepat mencontohnya. Orang tua yang berperilaku buruk akan ditiru perilakunya oleh anak-anak. Anak paling mudah mengikuti kata-kata yang keluar dari mulut kita.

Misalnya dalam mensyukuri segala nikmat yang diperoleh dalam keluarga. Kepada anak harus senantiasa diingatkan betapa semua rezeki bersumber dari Allah. Apabila kita memberi pisang kepada anak misalnya, sempatkanlah bertanya, "Darimana pisang ini, Nak?" "Dari Umi," jawab si anak. "Ya. Tetapi sebenarnya pisang ini pemberian Allah kepada kita. Allah menyampaikannya melalui Umi."

Dengan cara demikian, dalam peristiwa sederhana ini kita mencontohkan bagaimana mengingatkan Allah dan mensyukuri pemberian-Nya. Mengucapkan hamdalah ketika menerima sesuatu dan menjelaskan kepada mereka bahwa semuanya merupakan kasih sayang Allah dan merupakan suatu kewajiban yang tidak dapat dipungkiri. Demikian pula mengucapkan insya Allah, subhannallah, dan berbagai ungkapan tasbih lainnya akan dicontohkan oleh anak.

2. Dengan Latihan dan Pembiasaan
Banyak pembiasaan ibadah harus dilakukan pada anak. Misalnya pembacaan do'a pada tiap-tiap kesempatan dan menguraikan maksud dan isi do'a tersebut. Di setiap munasabah, ada do'a yang pantas diucapkan. Mau makan, minum, tidur, mau belajar, mau berwudhu, menaiki kendaraan, dan lain-lain ada do'a yang khas untuknya. Anak-anak sangat mudah menghafalkan do'a-do'a ini. Apalagi bila di sekolah mereka mendapat program khusus mengenai do'a ini.

Tetapi pengamalan do'a-do'a tersebut sangat tergantung pada pengawasan orang tua. Biar pun anak mampu menghafal seratus do'a di sekolah atau madrasahnya, dia tidak akan mampu meningkatkan imannya bila tidak ada pengamalan dan penghayatannya. Secara rutin dan teratur ayah atau ibu hendaknya membimbing anak membiasakan pembacaan do'a ini, menjelaskan dan memberi pengertian tentang nilai-nilai kandungannya.

Pembiasaan lain yang perlu dilakukan semenjak dini antara lain: 
- Membawa anak-anak ke masjid, beri'tikaf, serta mencintai dan menghormati jamaahnya.
- Memberikan perhatian khusus agar anak senantiasa membaca Al Qur'an secara rutin.

3. Dengan Nasihat dan Bimbingan
Orientasi nasihat dan bimbingan bertujuan mengingatkan anak terhadap pengawasan Allah di mana pun mereka berada. Ibnu Abbas r.a. menceritakan bahwa sewaktu masih anak-anak, beliau pernah dibonceng Rasulullah di atas untanya. Perjalanan yang mengasyikkan ini digunakan Rasulullah untuk menasihati Ibnu Abbas. Waktu itu Rasulullah SAW berkata,

"Hai anak, jagalah semua perintah Allah, niscaya Allah memeliharamu. Periharalah semua perintah Allah, niscaya engkau dapati Dia di hadapanmu. Apabila engkau memohon sesuatu, mohonlah hal itu kepada Allah, dan bila meminta pertolongan, mintalah kepada Allah. Dan ketahuilah, sekiranya seluruh masyarakat sepakat berbuat sesuatu yang bermanfaat bagimu, maka semua manfaat itu hanyalah Allah yang menentukannya, dan bila mereka akan berbuat jahat kepadamu, maka kejahatan itu tidak akan menimpamu kecuali yang telah ditetapkan Allah pula. Terangkat qalam dan keringlah pena." (At-Turmudzi)

4. Dengan Pengarahan dan Pengajaran
Bila nasihat disampaikan di mana saja, di tempat-tempat di mana orang tua (murobbi) berinteraksi dengan anak didiknya, maka pengarahan dan bimbingan mengambil waktu dan tempat tertentu misalnya seusai shalat Shubuh atau Maghrib berjamaah. Rasulullah pernah memberi pengajaran kepada Ibnu Abbas sebagai berikut,

"Periharalah perintah Allah, engkau dapatkan Allah di hadapanmu. Kenalkan dirimu kepada Allah di waktu senang, niscaya Allah akan mengingatmu di saat kesukaran. Ketahuilah bahwa sesuatu yang terlepas darimu tidak akan mengenaimu, dan yang menjadi bagianmu tidak akan terlepas darimu. Ketahuilah bahwa kemenangan itu beserta keshabaran, dan kegembiraan itu setelah kesukaran, dan setiap ada kesukaran akan ada kelapangan."

Anak-anak pra sekolah dapat mulai dimasukkan ke TPA di mana mereka mendapatkan arahan dan pengajaran dari guru-guru yang sudah memahami metoda pendidikan keimanan kepada balita.

5. Dengan Bercerita dan Berkisah
Anak-anak sangat senang pada cerita-cerita dan kisah-kisah masa lampau. Apalagi di dalamnya terkandung unsur-unsur heroik dan semangat perjuangan. Islam memiliki khazanah kekayaan sejarah yang sangat besar. Mulai zaman nabi-nabi, Nabi Muhammad dan para sahabat beliau, serta sejarah umat Islamnya. Ibnu Mas'ud berkata, "Kami (generasi sahabat) mengajarkan perang-perang Rasulullah kepada anak-anak kami sebagaimana kami mengajarkan Al Qur'an."

Ayah dan ibu yang bercerita kepada anaknya akan lebih melekatkan anak-anak pada keteladanan dan ibroh (pelajaran) yang dapat diambil oleh anak. Sesungguhnya apabila kita mampu bercerita dengan baik, kisah dari seorang ibu yang lembut dan penuh keakraban insya Allah dapat lebih disukai anak tenimbang acara-acara telivisi. Karena pendekatan cerita sebelum tidur bersifat timbal balik dan mempunyai dampak psikologis yang dibutuhkan anak. 

6. Dengan Dorongan, Rangsangan dan Penghargaan
Usia kanak-kanak sangat memerlukan dorongan dan penghargaan ketika meraih sesuatu kendati sangat sederhana. Jangan segan-segan mengucapkan terima kasih kepada anak yang berhasil nilai yang bagus, atau memberi hadiah ketika berhasil dalam salah satu kegiatan. Di dalam hadiah tercermin kasih sayang, 

karena Rasulullah bersabda, 
"Saling beri hadiahlah kalian dengan demikian kalian akan saling mencintai." (Al-Hadits)

Bagi seorang anak, perhatian, ciuman, dekapan yang mesra, atau gendongan dapat dipahami sebagai hadiah. Anak yang lebih besar ingin hadiah yang lebih kongkrit. Tak ada salahnya ayah memberi sesuatu ketika anak telah berprestasi dalam peningkatan pribadinya. Misalnya, ketika berhasil menghafal satu surat di antara surat-surat Al Qur'an.

http://oasetarbiyah.blogspot.com/2008/05/tarbiyah-imaniyah-untuk-anak-anak.html
(Dikutip dari Majalah Ummi, No. 9/VIII Tahun 1417H/1997)

17 May 2014

yakini fikrah anda ^-^

Salam.
# copy & paste :)
http://dzikra1.blogspot.com/

Pertama-tama, hendaklah anda meyakini fikrah anda! Yakini fikrah anda sehingga ke tingkatan paling tinggi!

 Jika itu anda lakukan, maka orang lain akan meyakini fikrah anda. Jika tidak begitu, maka fikrah anda hanya sekadar redaksi bahasa tanpa roh dan kehidupan. Fikrah tidak dikatakan hidup selagi tidak menjelma di dalam roh manusia dan tidak menjadi makhluk hidup yang berjalan atas bumi dalam wujud manusia.

 Seseorang tidak punya kewujudan jika tidak mengisi hatinya dengan fikrah yang ia yakini dengan hangat dan ikhlas.

 Asy-Syahid Sayyid Qutb

18 April 2014

Tanda-tanda hati yang sehat

Assalamualaikum wbt.

Sudah lama tidak mencoret di sini. Moga coretan kali ini bermanfaat kepada pembaca. Al-kisah, pada suatu hari pergi jejalan dengan sahabat di Library Usim tetiba terjumpa buku ini. Gizi Hati dinukilkan oleh Dr. Ahmad Farid.

Buku yang sangat berharga. Sedikit perkongsian dari kandungan buku tersebut.


"Bila hati kehilangan fungsi untuk mencintai dan beribadah kepada Allah, 
sungguh ia lebih sengsara daripada mata yang kehilangan penglihatan 
dan telinga yang kehilangan pendengaran.

Tanda-tanda Hati yang Sehat!

1. Banyak berzikir kepada Allah

Sebahagian ulama mengatakan, "Orang yang cinta kepada Allah tidak mendapati kesenangan dunia dan tidak lali dari zikir kepada Allah sekejap pun."

2. Pemiliknya senantiasa aktif, sehingga ia pasrah kepada Allah dan bergantung kepada-Nya

Zikir ialah makanan dan santapannya. Cinta dan rindu kepada-Nya ialah kehidupan, kesenangan, dan kebahagiaan-nya. Berpaling dari-Nya dan bergantung kepada selain-Nya ialah penyakitnya. Kembali kepada-Nya ialah obatnya.

3. Ia rela tubuhnya letih untuk melayani Allah dan hatinya tidak merasa jemu

Rasulullah SAW pernah melakukan solat sehingga kedua kakinya bengkak. Ketika ditanya tentang hal itu beliau menjawab, "Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur."

Seperti ungkapan Ibnu Mubarak:
"Engkau bermaksiat kepada Allah, tetapi engkau mengharap cinta-Nya
Sungguh sebuah perumpamaan yang indah
Bila cintamu jujur, nescaya engkau akan menaati-Nya
Karena orang yang jatuh cinta biasanya taat kepada yang dicintai."

4. Pemiliknya rindu melayani Allah

Seorang wanita berpetuah kepada anak-anaknya, "Biasakanlah diri kalian mencintai dan mentaati Allah. Sebab,orang-orang yang bertaqwa itu jinak (senang) dengan ketaatan dan anggota badan mereka buas (enggan) dengan selain ketaatan. Jika setan menawari maksiat kepada mereka, maksiat tersebut melewatinya sembari merasa malu kerana mereka mengingkarinya."

5. Jika ia mulai melaksanakan solat, sirnalah keinginan dan kesedihan terhadap dunia

6. Kekikirannya dalam menggunakan waktu untuk menaati Allah, melebihi orang yang paling kikir terhadap harta

Setiap hembus nafasnya laksana mutiara berharga yang bisa diguunakan untuk membeli harta karun yang tak pernah musnah.

7. Perhatiannya memperbaiki amal lebih banyak daripada perhatiannya pada amal itu sendiri.

8. Bila luput melakukan satu ketaatan, ia merasa rugi.

Merasakan sakit apabila tidak mengerjakan ia. Sebab, menganggungkan perintah dan larangan Allah termasuk ciri hati yang sehat dan cinta Rabb.

9. pemiliknya menjadikan tujuannya hanya untuk Allah semata, yakni dengan menaati-Nya

Sebahagian ulama berkata: "Bila seorang hamba meremehkan amal, Allah akan mengujinya dengan kecemasan."

Disebutkan dalam sebuah atsar bahwa Ali Bin Abi Thalib berkata: "Barangsiapa disibukkan oleh perkara agamanya, Allah akan memberinya kecukupan dalam perkara dunianya. Baragsiapa yang berbuat baik dalam keadaan sepi, Allah akan berbuat baik kepadanya dalam keadaan ramai. Barangsiapa memperbagus hubungan antara dirinya dan Allah, nescaya Allah akan memperbagus hubungan antara dirinya dan manusia."

10. Senang kepada Allah dan benci kepada selain-Nya

Bila seorang hamba mencintai orang lain, ia suka bersamanya. Barangsiapa suka kepada dirinya sendiri, ia suka menyendiri. Sementara, bila ia tidak suka kepada Allah dan tidak bahadia kerana-Nya., ia akan menuai kebalikannya, sebagaimana ungkapan, "Suka kepada manusia ialah salah satu tanda kebangkrutan."

11. Hal yang paling dicintainya ialah Kalamullah  dan membicarakan tentangnya

Ibnu Masúd berkata: "Barangsiapa ingin mengetahui apakah dirinya mencintai Allah, hendaknya ia menghadapkan dirinya pada Al-Qur'an. Bila ia mencintai Al-Qurán, itu artinya ia cinta kepada Allah. Sebab Al-Qurán Kalamullah."

Kata Utsman bin Affan, "Apanila hati kalian suci, ia tidak akan merasa kenyang dengan firman Rabb kalian."

11 February 2014

Back to Allah!



Salam Muhasabah!!

Saat dirimu di himpit kesulitan,
baru mula sibukkan diri mengadu pada Allah!

 Tidak malukah?!

 Allah sedia menantimu rintihan demi rintihan
aduan demi aduan dengan sabar!

 Allah mengasihimu dengan nikmat
tetapi mengapa membalasnya dengan maksiat?

Jika dikatakan seorang isteri kebanyakan tidak rela disyirikkan/diduakan,
lalu menangis, marah dan kecewa dan terus membelakangi si suami.

Inikan Allah Azzawajalla yang akan menyisihkanmu
dengan segala rahmat dan kasih sayangNya?

Sejauh mana kita cinta dan kasih pada Allah?

Sedarlah Junainah!!

Terlalu banyak dosa yang kamu lakukan namun Allah tak henti-henti bagi kamu peluang supaya kamu kembali pada Allah.

 Mujahadah lah Jun!! Berubah lah! ‪

#‎Sentap‬!

09 February 2014

menangisi dosa-dosa semalam

Salam


Sangat menyampah tengok betapa gedik nya saya di facebook especially kat post2 lama. Allah, saya memang nakal dan jahat, pernuh dengan maksiat! belum masuk lagi friendster, myspace, ym, myrakan dan lain-lain. Medan maksiat bagi orang tidak berfikir! Malu dengan diri sendiri dan sangat kagum pada remaja yang manfaat kan masa lalu nya dengan baik.

ya Allah..

Ada manfaatnya mengenang kembali dosa-dosa lalu, namun bukanlah sebagai asbab untuk kembali pada zaman jahiliy tersebut tetapi menjadikan satu penyesalan serta secara automatik menjadi rendah diri. Merasakan orang lain lebih tinggi darjatnya berbanding diri yang hina, lalu ibadah makin kusyuk hanya keranaNya. bukan lagi makhluk.. Kerna saya yakin sekiranya dosa ini berbau dan boleh nampak zahirnya dan jisimnya, sudah pasti tiada makhluk yang mahu mendekati saya. Di saat itu, berulah timbul bibit-bibit cinta pengaduan demi pengaduan.. kesyukuran demi kesyukuran kerana Allah masih terima hamba yang penuh dengan maksiat ini.

ya Allah..

Saat diri menangisi dosa-dosa yang semalam, rasa menyesal tidak pernah lari dari fikiran. Jangan menyesal dengan kisah semalam, tanpa sejarah ini belum pasti lagi saya bisa sedar. Belum pasti lagi hidayah Allah akan menyapa lebih awal. Allahu.. jangan ditarik kembali hidayah ini.

Mungkin benarlah kata-kata ini.. Hidup ini ibarat gambar hasil pembikinan, kita bermula dari lembaran negatif.

Wallahu a'lam.
Sekadar berkongsi perasaan yang menyeruak hati ini saban hari.
Terima kasih pada yang masih sudi menerima hamba yang penuh dengan dosa ini.

Hati ini selamanya milik Allah dan RasulNya.

08 February 2014

gadis itu..

Ya Allah,

aku ingin menjadi seperti gadis itu,
yang hidup matinya hanya utk Mu ya Allah,
cinta utamanya adalah cinta Mu ya Allah,
semua perkara yang dilakukannya adalah kerana Mu ya Allah,
meletakkan Mu di atas segalanya,
agar hati dan diri sentiasa dipelihara,
daripada setiap kelalaian dunia.

 Ya Allah,

 aku ingin menjadi seperti gadis itu,
yang pandai mengurus masa,
dakwah dan pelajaran diimbangi sebaik mungkin,
bersungguh-sungguh ketika belajar,
tetapi pada masa yang sama,
tidak lupa utk menyumbang di jalan dakwah.

Ya Allah.

 aku ingin menjadi seperti gadis itu,
yang menjaga pergaulannya,
 berbicara dengan lelaki hanya pada yang perlu,
suaranya tidak menggegar hati yang mendengar,
mengenakan pakaian yang ditutup sempurna,
membuat lelaki juga hormat padanya.

 Ya Allah,

 aku ingin menjadi seperti gadis itu,
 tidak ditakuti tetapi disegani,
tidak sombong tetapi dihormati dicintai kerana
agama yg ada padanya bukan kerana
kecantikan atau harta yg utama.

 Ya Allah,
 berilah aku kekuatan, untuk berubah ke arah itu..♥♥♥